Wisata Sejarah Jogja

Candi Karangnongko: Situs Yang Masih Menunggu Pemugaran

www.tuguwisata.com – Bertandang ke Klaten tidak hanya ke candi Prambanan, candi Plaosan dan juga beberapa candi lain. Di Karangnongko selain adanya Candi Merak, adalah Candi Karangnongko yang menyesuaikan lokasi ditemuknnnya situs yakni di Karangnongko.

Di area persawahan yang luas adalah area candi yang bisa menjadi kunjungan yakni Candi Karangnongko. Minimnya lahan parkir menyulitkan pengunjung untuk memarkir kendaraan pribadi. Oleh karena itu, pengunjung bisa menitipkan di rumah warga setempat.

Merupakan candi Hindu yang keadaannya menyerupai pondasi.  Keberadaan candi Karangnongko ini tidak jauh kaitannya dengan candi Merak yang lokasinya tidak jauh dari candi Karangnongko. Dekat dengan candi ada sebuah sumur yang disebut oleh warga sekitar bernama sumur Bandung yang masih erat kaitannya dengan cerita rakyat.

Candi Karangnongko Tugu Wisata
Instagram: @kabarklaten

Ada Sumur di Dekat Candi Karangnongko

Sumur yang ada di dekat candi ini memiliki mata air yang jernih. Adanya sumur tersebut juga dimanfaatkan dengan baik oleh mayarakat untuk melakukan aktivitas kebutuhan sehari-hari. Bangunan yang berada di situs ini berukuran sekitar 3 x 3 meter persegi dengan tinggi sekitar lebih kurang setengah meter.

Fakta yang mengatakan candi ini Hindu adalah adanya lingga. Di sekitar candi induk juga ada candi perwara yang turut menemani candi induk yang merupakan susunan bebatuan. Tidak begitu banyak informasi yang didapat dari adanya candi ini.

Candi Karangnongko Tugu Wisata
Instagram: @nnamariyana

Semoga ke depannya candi-candi seperti candi Karangnongko bisa menjadi salah satu warisan dunia yang patut dipertahanakan. Sebagai warga negara yang baik alangkah baiknya tidak hanya berkunjung ke situs yang sudah terkelola saja agar dunia tahu Indonesia itu kaya.

Anda ingin berkunjung ke lokasi ini? Bisa langsung kunjungi kawasan Karangnongko Klaten Jawa Tengah. Semoga bermanfaat 🙂 Nah kalau kamu ingin berwisata ke Jogja sembari menikmati keindahan-keindahan kota Jogja bisa Anda pilih paket tour Jogja murah bersama kami. Selain itu, kami juga menyediakan jasa sewa mobil mulai dari sewa mobil Avanza, sewa mobil Innova, sewa mobil Livina hingga sewa mobil Alphard.

Candi Karangnongko: Situs Yang Masih Menunggu Pemugaran Read More »

Museum Sasmitaloka: Mengenang Jenderal Sudirman di Yogyakarta

www.tuguwisata.com – Museum Sasmitaloka merupakan suatu museum sejarah yang menjadi tempat tinggal Jenderal Sudirman di Jalan Bintaran No.3 Yogyakarta. Jenderal Sudirman sendiri lahir di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga pada tanggal 24 Januari 1916. Bapak dan ibu beliau bernama Karsid Kartawiraji dan Siyem. Kemudian ayah angkat beliau bernama Raden Cokro Sunaryo menambahkan nama Raden pada nama Sudirman.

Raden Sudirman telah mengikuti pendidikan formal di Taman Siswa kemudian me;anjutkan pendidikan di HIK Muhammadiyan Solo. Pada tahun 1934 Raden Sudirman aktif dalam organisasi Kepannduan Islam Hizbul Wathon. Oleh karena prestasi beliau, pad aakhirnya beliau diangkat menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah di Cilacap. Selain itu, beliau juga menjadi pengajar di Sekolah Menengan Muhamadiyah Cilacap.

Beliau melalukan banyak perjalanan dalam pembelaan tanah air melalui serangan Agrsi Militerr I dan juga Agresi Militer II yang dilakukan berpindah-pindah. Perjalanannya bergerilya sejauh 1000 km selama 6 bulan dan berakir dari perjanjian Roem Royen. Panglima Jenderal Sudirman kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949.

Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman
Instagram: @titinmuyassaroh

Mengenang dan Mengingat

Sebuah bangunan rumah yang berada di jalan Bintaran No.3 ini kemudian menjadi sebuah Museum Sasmitaloka dengan maksud untuk mengenang dan mengingat. Nama Sasmitaloka berarti rumah untuk mengenang.

Museum Sasmitaloka memperlihatkan penggalan sejarah kehidupan tokoh besar sang Jenderal. Dari masa kanak-kanak hingga wafat dan di makamkan di Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta. Museum ini memiliki 14 ruangan yang diisi oleh serangkaian informasi yang disusun secara kronologi dengan membentuk cerita dan gambaran beliau saat itu.

Juga merupakan museum biografi dari Jenderal Sudirman dan kesehariannya sewaktu mendiami rumah ini. Museum ini terbagi menjadi empat bagian yakni Gedung Utama. Adalah salah satu prasasti yang tertulis di museum ini yang menarik perhatian:

“Anak-anakku, Tentara Indonesia, kamu bukanlah serdadu sewaan, tetapi prajurit yang berideologi, yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah air. Percaya dan yakinlah, bahwa kemerdekaan suatu negara yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dielnyapkan oleh manusia siapapun juga.” (Panglima Besar Jenderal Sudirman).

Ada Empat Bagian Ruangan

Museum Samitaloka ini terdiri dari empat bagian yakni Gedung Utama (6 Ruang Pameran), Gedung Sayap Utara (3 Ruangan Pameran), Gedung Sayap (3 Ruangan Pameran), Gedung Sayap Selatan dan Gedung Belakang (Ruang X).

Gedung Utama

  1. Ruang Tamu (Ruang 1)

Di ruangan ini terdapat seperangkat meja dan kursi kayu yang telah digunakan oleh beliau dan keluarga untuk menerima tamu. Di ruangan ini ada dua dua lampu gantung.

  1. Ruang Santai (Ruang 2)

Di ruang santai ini dipenuhi oleh satu set meja dan kursi yang biasa digunakan pada waktu dahulu untuk berkumpul dan juga mengasuk anak. Juga terdapat radio merk Phillips buatan Belanda. Atasnya terdapat lukisan Pangeran Sudirman kala menunggang kuda yang ditemani oleh Oerip Soemohardjo yang juga berkuda tengah menyiapkan pasukannya di alun-alun utara Yogyakarta. lukisan tersebut mengisahkan Sudirman yang kala sakit dan ditandu perang gerilya. Kemudian adapula lukisan beliau yang menaiki kuda hitam, lukisan tersebut berada di atas rak tempat perabot rumah tangga. Adapula koleksi barang pecah belah dan juga lampu gantung.

  1. Ruang Kerja (Ruang 3)

Di ruangan ini terdapat barang peninggalan beliau seprti pedang Samurai kala menjadi Daidancho di PETA, Pesawat Telepon, meja kursi kerja, meja kursi tamu, keris yang selalu beliau bawa kala berperang, senjata Lee Enfield (LE) pistol Vickers dan Mitraliur, juga piagam penghargaan yang diberikan oleh pangeran Sudirman oleh pemerintah Republik Indonesia.

  1. Ruang Tidur Tamu (Ruang 4)

Ruangan tidur tamu ini digunakan untuk tamu atau rekan beliau yang ingin bermalam atau beristirahat. Di ruangan ini terdapat kursi tamu, almari apkaian, foto keluarga.

  1. Ruang Tidur Sudirman (Ruang 5)

Ruangan ini berisi tempat tidur, almari pakaian, dan juga digunakan untuk sholat beliau karena terdapat tempat untuk sholat. Adapula patung lilin Sudirman yang sedang duduk lengkap dengan memakai mantel, ikat kepala, dan juga alas kaki. Adapula mesin jahit yang sering digunakan oleh istrinya. Selain itu juga ada lukisan Sudirman mengenakan baju adat Jawa.

  1. Ruang Tidur Putra-Putri Sudirman (Ruang 6)

Beliau yang menikah dengan Siti Alifiah telah dikaruniai 9 anak. Ruanga ini bersebelahan dengan kamar tidur utama. Di ruangan ini juga terdapat tempat tidur anak-anak beliau.

Ruangan Gedung Sayap Utara

  1. Ruang Pengangkatan Panglima APRI (Ruang 7)

Ruangan ini beliau gunakan sebagai secretariat yang berisi koleksi yang berhubungan dengan pemilihan pejabat Panglima. Yang mana isinya berupa meja dan kursi yang digunakan Letnan Kolonel Isdiman yang mengusulkan beliau dihadapan Oerip Sumohardjo dan juga Gatot Subroto. Koleksi lainnya juga ada Sampah Anggota Pimpinan Tentara yang diucapkan oleh beliau Pangeran Besar Jenderal Sudirman.

  1. Ruang Palagan Ambarawa (Ruang 8)

Pertempurannya antara tentara sekutu di Ambarawa yang dipimpin belau Sudirman berhasil dimenangkan oleh pejuang Republik Indonesia. Bukti pertempurannya berupa senjata api, maket, dan peta pertempuran Ambarawa.

  1. Rumah Sakit Panti Rapih (Ruang 9)

Di ruang kesembilan ini menceritakan kepada pengunjung kala beliau sakit di Rumah Sakit Panti Rapih pada tahun 1948. Adapula foto atau literature yang menceritakan saat belaiu dioperasi. Barang lainnya berupa meja, kursi, dan diorama sewaktu gerilya.

  1. Ruang Koleksi Kendaraan (Ruang 10)

Berada di ruangan koleksi kendaraan mengingatkan pada masa beliau yang menggunakan kendaraan seprti dokar saat perang gerilya dan juga mobil sedan. Kendaraan dokar tersebut digunakan dari Playen menuju ke Semanu Gunungkidul.

Gedung Sayap Selatan

  1. Ruang Sobo Pacitan (Ruang 11)

Di ruangan ini adalah peninggalan cerita tentang Sudirman yang kala itu sedangsakit sehingga banyak warga yang menolongnya dengan memberi sumbangan seperti dipan, meja kursi kayu, piring, sendok makan, kuali, cangkir, teko, gelas dari blek, toples kaca, dan juga mangkuk. Di ruang ini juga terdapat miniature dari markas beliau yang berbentuk limasan di Sobo, Pakis Baru, Pacitan, Jawa Timur. Ilustrasinya menggambarkan kejadian di Sobo juga pada lukisannya.

  1. Diorama Perang Gerilya (Ruang 12)

Di ruangan ini ada tiga diorama:

  • Diorama pertama yang menceritakan beliau kala Belanda menggencarkan agresi II tanggal 19 Desember 1948.
  • Yang kedua berkisah tentang perjalanan belaiu memimpin perang gerilya.
  • Berikutnya ketiga adalah mengenai aktivitas Sudirman yang melaksanakan tugas sebagai Panglima Besar di markas gerilya Sobo Pacitan. Lengkap juga dengan koleksi peninggalan berupa tandu, tongkat, dan juga peta gerilya.
  1. Ruang Koleksi Pribadi (Ruang 13)

Di ruangan ini terdapat peninggalan yang dikemas dalam etalase besar yang berisi manikin Sudirman lengkap dengan amntel cokelatnya, peci, ikat kepala, koper, tongkat, dan teko.

  1. Ruang Foro dan Dokumentasi (Ruang 14)

Di ruangan ke empat belas ini terdapat pakaian militer dan rekaman peristiwa tentang masa perjuangan dan foto-foto yang mengabadikan peristiwa yang tengah dihadapi Sudirman.

Museum Sasmitaloka ini berada di Jalan Bintaran Wetan No.3 Yogyakarta. Museum ini dekat dengan Museum Biologi UGM yang bisa Anda kunjungi berikutnya karena berjarak sekitar 20 meter.

Museum Sasmitaloka: Mengenang Jenderal Sudirman di Yogyakarta Read More »

Makam Panembahan Rama: Wisata Religi Kabupaten Klaten

MAKAM PANEMBAHAN RAMA: WISATA RELIGI KABUPATEN KLATEN

www.tuguwisata.com – Adalagi salah satu wisata religi yang juga disebut ziarah di kabupaten Klaten. Sebuah makam bernama Makam Panembahan Rama. Makam yang cukup tersembunyi dibalik pemukiman penduduk daerah Wedi Klaten. Tepatnya berada di desa Kajoran, kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Panembahan Rama merupakan lokasi ziarah yang sudah tidak asing bagi masyarakat setempat khususnya. Banyak yang menyebutkan bahwa Panembahan Rama ada kaitannya dengan Kasultanan Mataram, Kasultanan Pajang, dan Kasunanan Surakarta.

Perjalanan menuju ke makam Panembahan Rama ini dilewati menuju jalan aspal yang sempit kemudian disusul dengan jalan tanah perkampungan. Makam Panembahan Rama ini cukup sepi pengunjung dihari biasa kecuali hari Kamis atau Jumat. Kebanyakan yang ziarah memang di hari tertentu karena ada sekelompoknya yang melakukan ritual di makam-makam.

makam panembahan romo klaten
Sumber: https://nonobudparpora.wordpress.com

Kisah

Adapun ceritanya adalah Panembahan Rama merupakan turunan dari Kasultanan Pajang. Raden Kajoran atau juga disebut Raden Kajoran Ambalik atau Pangeran Rama, Panembahan Kajoran atau juga Kyai Kajoran adalah seorang ulama besar terkemuka dari Kajoran. Keluarga Kajoran adalah keluarga yang memiliki pengaruh besar serta memiliki hubungan perkawiasan dengan Keraton Mataram.

Dari gerbang masuk sudah tampak sebuah bangunan yang tidak lain adalah makam Panembahan Rama. Bangunan tersebut dikelilingi oleh makam-makam tua yang identitasnya sudah hilang karena tidak ada papan nama makam namun hanya batu yang berada diatasnya.  Selain itu di kawasan ini juga terdapat papan dengan tulisan “Bangunan Cagar Budaya” juga pemugarannya. Akan tetapi untuk emmasuki makam Panembahan Rama tidak dizinkan sembarang orang yang mana ketika ingin masuk harus meminta izin keapda penjaga makam.

Di area sekitar makam adalah kotak hitam yang diatasnya telah ada bekas sesaji yang juga disebut dengan watu gilang atau batu gilang. Dari sejarah yang ada, Raden Kajoran telah menghimpun kekuatan guna menghancurkan Sunan Amangkarut I. Raden Kajoran sendiri dibantu oleh Pangeran Purbaya, Adipati Anom, Trunojoyo (menantu Raden Kajoran), Kraeng Galesung (Menantu Trunojoyo) yang juga merupakan pemimpin pelarian Makasar di Demang-Basuki yang dibantu oleh sebagian prajurit Mataram yang membelot guna mengadakan serangan ke Kraton Mataram. Pada pemberontakan Trunojoyo, Panembahan Rama terbunuh yang kemudian dimakamkan dikompleks pemakaman ini.

Makam Panembahan Romo Klaten
Sumber: https://nonobudparpora.wordpress.com

Tapa Kungkum

Dekat dari batu Gilang ada sebuah sendang yang digunakan untuk pemandian. Konon katanya di malam jumat, sendang tersebut digunakan untuk ritual gaib yakni “tapa kungkum”. Keadaan sendang ini memang cukup bersih serta terawat. Akan tetapi banyak yang kurang memanfaatkan sendnag ini karena diperkampungan ini sendiri kebutuhan air sudah cukup melimpah.

Setelah dipugar keadaaanya tidak dikembalikan seperti semula. Entah mungkin kekurangan dana atau apapun namun lokasi Makam Panembahan Rama ini sebaiknya menjadi salah satu lokasi wisata sejarah atau religi yang turut diperhatikan oleh pemerintah.

Jika Anda ingin berwisata Jogja dan sekitarnya, kami menyediakan paket wisata murah juga sewa mobil murah mulai dari sewa mobil Avanza hingga sewa mobil Alphard. Mari wisata religi, wisata sejarah, wisata alam, dan lainnya bisa bersama kami.

Makam Panembahan Rama: Wisata Religi Kabupaten Klaten Read More »

Gereja Hati Kudus: Sebuah Wisata Religi di Ganjuran Yogyakarta

WISATA RELIGI GEREJA HATI KUDUS YESUS GANJURAN

www.tuguwisata.com – Berada tidak jauh dari pusat kota, adalah sebuah gereja bernama Gereja Hati Kudus Ganjuran. Lokasinya yakni sekitar 20km dari pusat kota Yogyakarta. Perjalanan menuju ke gereja telah terdampar banyaknya persawahan yang membuat sejuk kala memasuki wilayah Ganjuran.

Ganjuran merupakan lokasi gereja Hati Kudus Yesus ini berdiri. Berkunjung ke gereja ini Anda akan tahu mengenai sejarah gereja dan inkulturasis Katolik dengan budaya Jawa. Selain itu Anda juga mendapat ketenangan hati.

Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran Tugu Wisata
Instagram: @octoelf

Sejarah

Dibangun pada tahun 1924 dari prakarsa dua bersaudara turunan Belanda yakni Joseph Smutzer dan Julius Smutzer pada kompleks gereja Ganjuran ini. Keberadaannya telah terbentuk sejak keduanya mengelola Pabrik Gula Gondang Lipuro yang berada di daerah tersebut pada tahun 1912. Adalah bangunan lain yang didirikan yakni 12 sekolah dan sebuah klinik yang merupakan cikar dari Rumah Sakit Panti Rapih.

Pembangunan gereja yang telah dirancang oleh arsitek Belanda bernama J Yh Van Oyen merupakan salah satu ebntuk semangat sosial gereja yakni Rerum Navarum yang kemudian dimiliki oleh kedua Smutzer yang bersemangat mencintai sesame terlebih pada kesejahteraan masyarakt setempat. Kebanyakan dari mereka menjadai karyawan di Pabrik Gula Gondang Lipuro pada masa keemasan tahun 1918 hingga 1930.

Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran Tugu Wisata
Instagram: @gregoriussatriolp

Pada perkembangannya, kompleks gereja ini telah disempurnakan dengan pembangunan candi bernama Hati Kudus Yesus tahun 1927. Teras candinya memiliki hiasan bunga teratai juga patung Kristus berpakaian Jawa. Kemudian menjadi pilihan lain untuk melaksanakan misa dan ziarah. Selain di dalam gereja yang sangat kental akan budaya Jawa.

Mengelilingi gereja, Anda juga akan tersadar bahwa rancangannya juga memadukan gaya Eropa, Hindu dan juga Jawa. Gaya Eropanya dapat dilihat dari bangunan berupa salib yang bila dilihat dari udara. Sementara itu gaya Jawa ada pada atapnya yang memiliki ebntuk tajug, yang bisa digunakan sebagai atap temapt ibadah. Atap tersebut disangga oleh empat tiang kayu jati yang melambangka empat penulis Injil yakni Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.

Kekentalan Nuansa Jawa

Kemudian nuansa Jawanya bisa dilihat dari altar, sancristi (tempat penyimpanan peralatan misa). Doopvont yakni wadah air untuk baptis, dan juga chatevummenen yakni tempat katekis. Sebuah patung Yesus dan Bunda Maria yang tengah menggendong putranya digambar tengah memakai pakaian Jawa. Juga pada relief di setiap pemberhentian jalan salib, Yesus digambar memiliki rambut seperti seorang pendeta Hindu.

Jika Anda ingin berziarah ke lokasi ini, Anda bisa menuju ke pengambilan air suci yang berada di sebelah kiri candi kemudian duduk bersimpuh dan memanjatkan doa permohonan. Selanjutnya prosesinya diakhiri dengan masuk ke dalam candi dan memanjatkan doa di depan patung Kristus. Adapula peziarah yang datang mengambil air suci dan memasukkannya ke dalam botol lalu membawanya pulang setelah didoakan.

Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran Tugu Wisata
Instagram: @octoelf

Jika ingin mengikuti misa dalam bahasa Jawa yang mana nyanyiannya diiringi gamelan, Anda juga bisa datang ke gereja ini setiap hari kamis higga minggu pukul 5.30, malam jumat pertama, setiap malam Natal, dan setiap sabtu sore pukul 17.00.  Misa dalam bahasa Jawa tersebut digelar di pelataran candi kecuali misa harian yang diadakan di dalam gereja.

Mengenai Wilayah Ganjuran

Dari sejarah singkatnya tentang wilayah Ganjuran yakni lokasi gereja berdiri, dalam babad tanah Jawa, Ganjuran merupakan wilayah Alas Mantaok yang dinamakan Lipuro. Dahulu digunakan oleh Panembahan Senopati untuk bertapa dan direncanakan menjadi pusat kerajaan Mataram akan tetapi hal tersebut tidak terlaksana.

Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran Tugu Wisata
Instagram: @danielnw

Kemudian perubahan nama Ganjuran ada kaitannya dengan kisah Ki Ageng Mangir dan Rra Pembayun yang diasingkan oleh Mataram. Kisah cinta mereka mengilhami tembang Kala Ganjur yang berarti tali pengikat dasar manusia dalam mengarungi kehidupan bersama. Setelah dari tembang tersebut nama Lipuro berubah menjadi Ganjuran.

Banyak hal yang didapat dari berziarah ke Gereja Hati Kudus ini. Kami juga menyediakan jasa rental mobil Jogja yang bisa mengantar Anda untuk wisata ziarah atau wisata religi. Selain itu, kami juga menyediakan paket tour Jogja murah. Barangkali Anda ingin ke Jogja dan membutuhkannya kami akan senang hari mengantar Anda menuju lokasi. Ayo liburan bersama kami. 🙂

Gereja Hati Kudus: Sebuah Wisata Religi di Ganjuran Yogyakarta Read More »

Klenteng Poncowinatan: Wisata Sejarah dan Religi Kental Akulturasi

KLENTENG PONCOWINATAN: SEBUAH WISATA SEJARAH DAN RELIGI DENGAN KENTALNYA AKULTURASI

www.tuguwisata.com – Klenteng dengan nama asli Zen Ling Gong ini berada di Jl. Poncowinatan daerah Kranggan, Yogyakarta. Masyarakat menyebut klenteng tersebut bernama Klenteng Poncowinatan sesuai dengan lokasinya yang berada di Jalan Poncowinatan.

Klenteng Poncowinatan Tugu Wisata
Instagram: @allifvianni

Sejarah

Sejarahnya Klenteng tersebut dibangun pada thaun 1860 di kawasan utara Tugu Yogyakarta yang kemudian ditetapkan sebaai kawasan masyakarat Tionghoa (de Chinese Bevolking) oleh Kaultanan ngayogyakarta Hadiningat. Di atas Sultan ground atau tanah keratin tersebut orang Tionghoa mendiirkan tempat ibadah yakni Kauw Lang Teng yang kemudian secara pelafalan menjadi Klenteng yang artinya tempat menidik orang.

Sri Sultan Hamengku Buwono VII memberikan tanah seluas 6.244 meter persegi pada masyarakat Tionghoa untuk dijadikan Vihara atau Klenteng. Klenteng tertua yang berada di utara Tugu Yogyakarta ini sudah ada sejak tahun 1881. Pada tahun 1907 masayarakt Tionghoa juga memikirkan maslaah pendidikan yang kemudian membagun sekolah modern pertama di Yogyakarta di kawasan Klenteng yakni Tiong Hoa Hak Tong (THHT) yang menginduk di Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) di Batavia.

Beberapa waktu setelahnya bangunan THHT tersebut berada di sebelah barat klenteng hingga tahun 1923 dikenal sebagai Chia Temple. Selanjutnya dibagi menjadi tiga lokasia yakni bagian tengah untuk rumah ibadah seluas 2.000 meter persegi dan sebelah baratnya selaus 1.200 meter persegi dan sisanya digunakan sebagai tempat olahraga dan kebudayaan.

Tahun 1940 THHT telah berhenti menggunakan aset gedung Klenteng karena tidak mampu bersaing dengan Hollan Chinesche School (HCS) ynag sengaja didirikan Belanda untuk mematikan THHT yang mana kehadirannya telah membangkitkan rasa nasionalme di tanah air. THHK akhirnya mengembalikan gedung kepada Klenteng dan menjadi asrama hamba Klenteng.

Klenteng Poncowinatan Tugu Wisata
Instagram: @edwardsinyo

Kala Kependudukan Jepang

Setelah masuknya kependudukan Jepang ke Indonesia kahirnya memaksa semua sekolah Belanda ditutup dan kemudian mengizinkan sekolah Tionghoa dibuka kembali. Akhirnya Klenteng tersebut dipinjamkan kembali untuk kedua kalinya yang kemudian dipinjamkan kepada Sekolah Rakyat Tionghoa Pertama Yogyakarta (Ri Re Zhong Hua Di Yi Xiao Xie yang disingkat Di Yi Xiao) kemudian dikelola oleh Yayasan Pendidikan Chung Hwa Yogyakarta dengan status masih asing.

Pengelolaannya silih berganti sejak pemerintah Belanda mendirikan Hollan Chinese School yang selanjutnya melarang pengelolaan sekola etnis Tionghoa. Akhirnya pada tahun 1970 pengelolaan sekolah dikuasai oleh Yayasan Budya Wacana (YBW).

Istimewanya dari Klenteng Poncowinatan yang dikelola oleh Yayasan Bhakti Loka ini mempunyai keistimewaan yang mungkin tidak ada di Klenteng lainnya yaitu Klenteng ini merupakan salah satu benda Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang ada di Yogyakarta yang sudah ditetapkan kementerian. Klenteng tersebut merupakan salah satu cagar yang waib dilestarikan di kawasan heritage.

Klenteng Poncowinatan Tugu Wisata
Instagram: @yovanjonathan

Uniknya Saat Perayaan

Setiap Imlek datang, Klenteng Poncowinatan menggelar tradisi tumpengan merah putih yang didoakan bersama. Tumpengan tersebut digunakan untuk mendoakan bangsa dan negara Indonesia dalam kemakmuran umat di seluruh dunia.

Uniknya lagi adalah perayaan Imlek yang selama ini identic dengan ragam tradisi dan leluhur etnis Tionghoa. Namun di Klenteng ini perayaannya menggunakan nuansa adat Jawa. Kegiataannya adalah persembahan rasa syukur menyambut tahun baru dengan menghias tumpeng. Kentalnya akulturasi ini terasa di banyaknya warga.

Klenteng Poncowinatan Tugu Wisata
Instagram: @bebex_rock

Akses

Bagi Anda yang ingin berkunjung maka lebih baik menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Dari Tugu Yogyakarta selanjutnya menuju ke utara emamsuki Jl AM Sangaji. Setelah beberapa ratus meter dari tunggu belok ke kiri arah Pasar Kranggan. Tidak jauh dari lokasi, Anda akan menemukan sebuah Klenteng Poncowinatan yang berada di utara jalan. Tidak ada tiket masuk ke kawasan ini. Jika Anda dari etnis Tionghoa atau beragama Buddha bisa dengan turut mengikuti dia dan ritual keagamaan.

Liburan ke Jogja bisa Anda nikmati apalagi jika mengambil paket tour Jogja di tempat kami. Selain itu, kami juga menyediakan jasa rental mobil Jogja mulai dari sewa mobil Avanza Jogja hingga sewa mobil Alphard. Ayok liburan bersama kami. 🙂

Klenteng Poncowinatan: Wisata Sejarah dan Religi Kental Akulturasi Read More »

×

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× 08112635846